Minggu, 23 Januari 2011

NILAI GIZI, DAYA CERNA PROTEIN DAN DAYA TERIMA PATILO SEBAGAI MAKANAN JAJANAN YANG DIPERKAYA DENGAN HIDROLISAT PROTEIN IKAN MUJAIR

Haslina
Latar Belakang : Patilo adalah salah satu makanan jajanan tradisional Gunung Kidul yang diolah dari ampas singkong yang difermentasi dan dicampur dengan pati singkong. Fermentasi ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan HCN singkong dan pembentukan cita rasa yang khas. Kandungan protein dalam patilo sangat rendah, untuk itu perlu diperkaya antara lain dengan sumber protein hewani dari ikan air tawar baik dalam bentuk tepung ikan atau hidrolisat protein ikan (HPI). Pengkayaan dengan hidrolisat protein ikan mempunyai kelebihan yaitu lebih mudah dicerna oleh tubuh, karena HPI mempunyai sifat fungsional yang lebih baik dan mempunyai kelarutan yang sangat tinggi.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk  1). menganalisis nilai gizi patilo mentah dan goreng tanpa dan dengan penambahan HPI mujair dalam beberapa konsentrasi, 2). menganalisis daya cerna protein patilo mentah dan goreng tanpa dan dengan penambahan HPI mujair dalam beberapa konsentrasi and  3). menganalisis daya terima patilo goreng tanpa dan dengan penambahan HPI mujair baik di tingkat konsumen maupun di tingkat laboratorium dalam beberapa konsentrasi.
Metoda : Penelitian ini terdiri dari empat kegiatan yaitu : 1). pembuatan HPI mujair, 2). pembuatan dan pengkayaan patilo dengan HPI mujair, 3). pengujian nilai gizi dan daya cerna protein patilo tanpa dan dengan penambahan HPI mujair dan 4). uji penerimaan patilo baik di laboratorium maupun di lapangan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Kimia Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang, Laboratorium Pilot Plan PAU IPB, Bogor dan Laboratorium GMSK IPB, Bogor, sedang untuk penelitian di lapangan dilakukan di Desa Sidoadjo Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul sebagai penghasil patilo terbesar. Variabel yang diamati adalah kandungan gizi patilo dan daya cerna protein patilo tanpa dan dengan penambahan HPI mujair dalam konsentrasi yang disukai dan diterima oleh panelis/masyarakat dan uji penerimaan meliputi warna, rasa, bau dan tekstur yang dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Rancangan percobaan yang digunakan  adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 1 faktor yaitu HPI0 = tanpa penambahan HPI, HPI1= penambahan HPI 5 % dari berat ampas (b/b), HPI2= penambahan HPI 10 % dari berat ampas (b/b) dan HPI3 = penambahan HPI 15 % dari berat ampas (b/b), masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Analisis kandungan gizi dan daya cerna patilo dengan Anova, dan apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan maka dilanjutnya dengan uji beda dengan menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) pada taraf dan 5 %. Untuk analisis uji organoleptik baik di laboratorium maupun di lapangan dengan uji Friedman. Perbedaan hasil akan dilanjutkan dengan uji lanjut Wilcoxon Sign Rank Test.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar